“BONE MALEI”, salah satu cerita tentang kejadian masa lalu di tanah Wolio kota Bau-Bau,,berikut ceritanya,,
Bahasa Wolio,,,
Saangu wakutu tana wolio siy ‘apanntangia
Raja Mulae zamani yincia sumai yi Bone Tobungku yi Kaponturi dhangia te
kaheru. Baana kaheru yinca sumako , La Bolontio. Roonamo mia yincia
sumaysaompole mea matana. Tapanamo kasegana te amalanga yincana.
Bhari-bharia mia yindamo te matarana. Araatana posa rampasimea yincia.
Ane yinda aalea adhaki-dhakia.
Saopea-saopea kaheru yincia sumay akawamo
yi kamali lelena. Raja mulae arangomo. Laosaka ‘apadhangia kambotu.
Yincema- yincema momembalina ‘apekamate La Bolontio. Bhea dhawua
ponambo, eapakawia te ‘anana Wa Tampaydongi. Sarona yi kamali Bhoroko
Malanga.
Lele yincia sumay ‘atoresamo sabhawaangia
siy. Yapayaka mia momasegana posalingkamo yi Bone Tobungku. Murhum,
samia alingkamo dhuka. Kooniwae Murhum wakutuu yincia sumay asawi
koli-koli. Sadhompana koli-kolina Murhum asapomo. Sasampona Murhum
‘apara make-makempamo aporope yi La Bolontio. Tula-tulana kooniu La
Bolontio ‘alingkaysimo dhuka Murhum. Samakasuna La Bolontio Murhum
‘aontomo. Oaena apapesuamea yinuncana bhone.Kasiympo apapenea asepaakamo
La Bolontio. Wakutu yincia yitu matana La Bolontio abukeakamo bone, te
aseserakamo yindamo apokamaata. Murhum ‘abindumo ewangana kaatobokiaka
La Bolontio maka yinda katea. Madey-dey Murhum ‘aagoy ewangana La
Bolontio kasiympo atobokia La Bolontio, lausaka amate. Sakamatana yincia
yitu sabhangkana Murhum aosemo sabhangkana La Bolontio. Kaapoewangi
sagaa amate, sagaa atorako ,sagaa dhuka apalay.
Satoba tane La Bolontio ‘atarimea
‘obhorokona kasiympo baana adawuakea miana siompu ambuliakea madhey yi
kamali te pakawa yi raja,te apatium baakea matana La Bolontio mako yi
raja Mulae mamudhaakana akamatea saompole matana. Padha yincia sumay
Murhum adhodhomo kaumaneana La Bolontio sumay.
Kawa sapadhana yincia sumay Murhum
atopakawimo te bhoroko Malanga. Bhana La Bolontio atomaniuakamo, te
miana Siompu ambuliakamea yi siompu kaatodhika-dhika, yi nuncana lia yi
bahawona bhatu yi lontoy.
Kasiympo rampana kabharina momatena yi
Bhone Tobungku obhona wakutu yincia yitu posa maleiaka raa. Siytumo
sababuna bona tobungku yi kapuntori atosarongimo “BONE MALEI”.
TANGKANAPO
Bahasa Indonesia….
Suatu saat buton diperintah oleh seorang
raja yakni Raja Mulae. Pada zaman itu di Bone Tobungku Kapuntori ada
huru-hara yang di pimpin oleh La Bolontio. Rakyat yang tinggal di Bone
Tobungku sangat takut dengan La Bolontio karena dia hanya memiliki satu
mata saja. Ia kejam dan tinggi hati, semua orang merasa tidak tenteram.
Harta bendanya dirampas, diambil atau dirusakkan.
Beberapa saat kemudian huru-hara tersebut
sampailah beritanya di Istana dan telah diketahui olah raja. Setelah
itu raja mengadakan keputusan, siapa-siapa yang dapat membunuh La
Bolontio, akan diberi hadiah, dikawinkan dengan putrinya yang bernama Wa
Tanpaydongi. Namanya diIstana di kenal dengan Boroko Malanga.
Beritanya tersebut menyebarkan di seluruh
kerajaan. Para satria yang berani semua menuju Bone To bungku. Murhum
pun ikut mengadu untung. Menurut berita Murhum saat ini naik sampan
menuju Bone Tobungku. Setelah tiba, Murhum naik ke darat. Setelah
menginjakkan kaki di pantai , ia berpura-pura pincang berjalan menuju La
Bolontio. Menurut Cerita, La Bolontio berjalan pula menuju Murhum.
Setelah La Bolontio mendekat,Murhum memasukkan kakinya kedalam pasir,
dan secara tiba-tiba disentakkan kearah mata La Bolontio, sehingga penuh
dengan pasir. Akhirnya ia terhuyung-huyung karena matanya sudah buta
akibat dikena pasir. Murhum menghunus kerisnya lalu menikam La
Bolontio,tetapi tidak mampan. Melihat itu Murhum merampas keria La
Bolontio kemudian ditikamkan pada La Bolontio denagn kerisnya sendiri.
Saat itu La Bolontio terbanting lalu meninggal dunia. Melihat itu
kawan-kawan Murhum lalu mengejar pasukan La Bolontio untuk berkelahi,
sebagian meninggal ,sebagian ditawan dan sebagian lagi melarikan diri.
Saat itu juga Murhum memenggal leher La Bolontio dan kepalanya dibawa
segera pada raja supaya raja yakin bahwa La Bolontio yang bermata
satutelah dikalahkan.
Sesudah itu Murhum memotong pula alat
fital dari La Bolontio untuk di persembahkan kepada Raja Mulae sebagai
bukti bahwa yang membunuh La Bolontio adalah Murhum.
Kemudian dari pada itu Murhum telah
diakui Raja Mulae dan langsung dikawinkan dengan Boroko Malanga.
Akhirnya kepala La Bolontio diserahkan kepada orang siompu untuk
disimpan dalam gua yang berada diatas batu di Lontoi. Saat pertempuran
di Bone Tobungku sangat banyak pasukan La Bolontio yang terbunuh
sehingga pasir menjadi berwarna merah karena darah. Itulah sebabnya Bone
Tobungku di gelar dengan nama “Bone Malei”.
Sekian,,semoga bermanfaat,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar