Cari Blog Ini

Jumat, 23 Maret 2012

Bone Malei (Pasir Merah), Cerita Rakyat Wolio Kota Bau-Bau 14 03 2011

“BONE MALEI”, salah satu cerita tentang kejadian masa lalu di tanah Wolio kota Bau-Bau,,berikut ceritanya,,

Bahasa Wolio,,,

Saangu wakutu tana wolio siy ‘apanntangia Raja Mulae zamani yincia sumai yi Bone Tobungku yi Kaponturi dhangia te kaheru. Baana kaheru yinca sumako , La Bolontio. Roonamo mia yincia sumaysaompole mea matana. Tapanamo kasegana te amalanga yincana. Bhari-bharia mia yindamo te matarana. Araatana posa rampasimea yincia. Ane yinda aalea adhaki-dhakia.

Saopea-saopea kaheru yincia sumay akawamo yi kamali lelena. Raja mulae arangomo. Laosaka ‘apadhangia kambotu. Yincema- yincema momembalina  ‘apekamate La Bolontio. Bhea dhawua ponambo, eapakawia te ‘anana Wa Tampaydongi. Sarona yi kamali Bhoroko Malanga.

Lele yincia sumay ‘atoresamo sabhawaangia siy. Yapayaka mia momasegana posalingkamo yi Bone Tobungku. Murhum, samia alingkamo dhuka. Kooniwae Murhum wakutuu yincia sumay asawi koli-koli. Sadhompana koli-kolina Murhum asapomo. Sasampona Murhum ‘apara make-makempamo aporope yi La Bolontio. Tula-tulana kooniu La Bolontio ‘alingkaysimo dhuka Murhum. Samakasuna La Bolontio Murhum ‘aontomo. Oaena apapesuamea yinuncana bhone.Kasiympo apapenea asepaakamo La Bolontio. Wakutu yincia yitu matana La Bolontio abukeakamo bone, te aseserakamo yindamo apokamaata. Murhum ‘abindumo ewangana kaatobokiaka La Bolontio maka yinda katea. Madey-dey Murhum ‘aagoy ewangana La Bolontio kasiympo atobokia La Bolontio, lausaka amate. Sakamatana yincia yitu sabhangkana Murhum aosemo sabhangkana La Bolontio. Kaapoewangi sagaa amate, sagaa atorako ,sagaa dhuka apalay.

Satoba tane La Bolontio ‘atarimea ‘obhorokona kasiympo baana adawuakea miana siompu ambuliakea madhey yi kamali te pakawa yi raja,te apatium baakea matana La Bolontio mako yi raja Mulae mamudhaakana akamatea saompole matana. Padha yincia sumay Murhum adhodhomo kaumaneana La Bolontio sumay.

Kawa sapadhana yincia sumay Murhum atopakawimo te bhoroko Malanga. Bhana La Bolontio atomaniuakamo, te miana Siompu ambuliakamea yi siompu kaatodhika-dhika, yi nuncana lia yi bahawona bhatu yi lontoy.

Kasiympo rampana kabharina momatena yi Bhone Tobungku obhona wakutu yincia yitu posa maleiaka raa. Siytumo sababuna bona tobungku yi kapuntori atosarongimo “BONE MALEI”.
TANGKANAPO

Bahasa Indonesia….
Suatu saat buton diperintah oleh seorang raja yakni Raja Mulae. Pada zaman itu di Bone Tobungku Kapuntori ada huru-hara yang di pimpin oleh La Bolontio. Rakyat yang tinggal di Bone Tobungku sangat takut dengan La Bolontio karena dia hanya memiliki satu mata saja. Ia kejam dan tinggi hati, semua orang merasa tidak tenteram. Harta bendanya dirampas, diambil atau dirusakkan.
Beberapa saat kemudian huru-hara tersebut sampailah beritanya di Istana dan telah diketahui olah raja. Setelah itu raja mengadakan keputusan, siapa-siapa yang dapat membunuh La Bolontio, akan diberi hadiah, dikawinkan dengan putrinya yang bernama Wa Tanpaydongi. Namanya diIstana di kenal dengan Boroko Malanga.

Beritanya tersebut menyebarkan di seluruh kerajaan. Para satria yang berani semua menuju Bone To bungku. Murhum pun ikut mengadu untung. Menurut berita Murhum saat ini naik sampan menuju Bone Tobungku. Setelah tiba, Murhum naik ke darat. Setelah menginjakkan kaki di pantai , ia berpura-pura pincang berjalan menuju La Bolontio. Menurut Cerita, La Bolontio berjalan pula menuju Murhum. Setelah La Bolontio mendekat,Murhum memasukkan kakinya kedalam pasir, dan secara tiba-tiba disentakkan kearah mata La Bolontio, sehingga penuh dengan pasir. Akhirnya ia terhuyung-huyung karena matanya sudah buta akibat dikena pasir. Murhum menghunus kerisnya lalu menikam La Bolontio,tetapi tidak mampan. Melihat itu Murhum merampas keria La Bolontio kemudian ditikamkan pada La Bolontio denagn kerisnya sendiri. Saat itu La Bolontio terbanting lalu meninggal dunia. Melihat itu kawan-kawan Murhum lalu mengejar pasukan La Bolontio untuk berkelahi, sebagian meninggal ,sebagian ditawan dan sebagian lagi melarikan diri. Saat itu juga Murhum memenggal leher La Bolontio dan kepalanya dibawa segera pada raja  supaya raja yakin bahwa La Bolontio yang bermata satutelah dikalahkan.

Sesudah itu Murhum memotong pula alat fital dari La Bolontio untuk di persembahkan kepada Raja Mulae sebagai bukti bahwa yang membunuh La Bolontio adalah Murhum.
Kemudian dari pada itu Murhum telah diakui Raja Mulae dan langsung dikawinkan dengan Boroko Malanga. Akhirnya kepala La Bolontio diserahkan kepada orang siompu untuk disimpan dalam gua yang berada diatas batu di Lontoi. Saat pertempuran di Bone Tobungku sangat banyak pasukan La Bolontio yang terbunuh sehingga pasir menjadi berwarna merah karena darah. Itulah sebabnya Bone Tobungku di gelar dengan nama “Bone Malei”.

Sekian,,semoga bermanfaat,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar